12/19/12

Kopi dan Teh #3

Masih hari Rabu. Itu tandanya Navita akan satu atap bersama Om Nino 4 hari lagi. Memang hidup yang membosankan seminggu ini. Navita lebih memilih untuk berdiam lama di sekolah, di café untuk bertemu Sandi atau ke rumah salah satu sahabatnya. Donita yang tidak mengetahui apa-apa cukup heran dengan perubahan sikap kakak tirinya.

9/30/12

Message-to-secret-admirer

Selamat malam bagi kamu-kamu yang masih mencari-cari. mencari alasan dan pembelaan untuk terus memendam perasaan.

Semua yang dipendam cuma bakal jadi bom waktu yang akan meledak pada waktunya. Atau mungkin ada beberapa diantara kamu yang sudah meledak? Entah itu meledak menjadi pengungkapan perasaan.........atau meledak hanya jadi air mata.

Itu cuma kamu aja yang tau jawabannya.

Kopi dan Teh #2

Sabtu yang cerah-walaupun sedikit membosankan-Navita baru saja selesai memakai baju dan berdandan  rapi layaknya seorang Putri kerajaan. “Navi mau kemana? Udah rapi aja,” Papa Richard mencium kening anak tirinya itu. “Gak kemana-mana sih, Pap Rich. Cuma pengen rapi aja,” Navita memeluk Papa Richard. “Oh iya, ngomong-ngomong Mama sama Donita kemana?” Donita adalah adik Navita yang dilahirkan

Kopi dan Teh

"Pagi yang membosankan."

Navita Angelina nama lengkapnya. Dia terlahir dengan mata kiri yang tidak normal. Ya, dia tidak bisa melihat dengan mata kirinya karena suatu tragedi yang membuat dirinya membenci lelaki itu-lelaki tidak bertanggung jawab yang membuat Navita juga membenci keadaan fisiknya sekarang.

9/29/12

First Lesson #1

“Albus!!” James berteriak dari gerbong sebelah sambil melambaikan tangannya.  “Oh, maaf James! Aku akan mencari yang lain bersama Greyson,” balas Albus langsung menarik tangan Greyson. James terlihat tidak senang, tapi Greyson berusaha tidak memedulikannya dan langsung menyusul Albus.


9/18/12

Magic... Uh?

Alexa duduk bersama Tanner, sang kakak, dan teman-temannya di Hogwarts Express. “Hi, I’m Ryan. What’s your name?” tanya salah satu teman Tanner. “Kau menggoda adikku, Ryan?” Tanner mendekatkan Alexa ke arahnya dari ‘serangan’ Ryan. Semua teman Tanner, yang berjumlah 5 orang, termasuk Ryan, tertawa. Alexa, yang merupakan orang paling muda disitu hanya bisa terdiam.

The-Boy-Who-Are-Destined had been Born

Texas, 16 Agustus 1997

Pagi itu, suasana peperangan antar penyihir masih terasa, bahkan sampai ke dunia muggle. Scott sebagai kepala keluarga berusaha menyelamatkan istri, kedua anaknya, dan seorang calon anak yang sebentar lagi akan menghirup udara di dunia untuk yang pertama kalinya.


“Dad, ada apa ini? Kenapa kita harus kabur dari rumah? Lihat, Mom sudah kesakitan,” ujar Tanner. Alexa,