2/24/13

Aku Bertanya, Hati yang Menjawab

Ku rebahkan tubuhku di tempat yang empuk beralaskan seprai merah muda. Ku tatap langit-langit kamarku yang berhiaskan lampu berbentuk bulan sabit berwarna putih susu. Sambil memeluk guling, aku bertanya pada diriku sendiri, "apa yang telah ku lakukan?" Disisi lain, hatiku menjawab, "kau tidak bersalah. Orang-orang itu hanya membuatmu bersalah. Aku yakin, sayang. Kau tidak bersalah."

1/23/13

Memilikimu

Saat memejamkan mata, aku membayangkan surga---bahagia saat dicintaimu, juga saat mencintaimu. Semuanya terasa begitu indah, terasa sempurna. Seperti cerita cinta sepanjang masa, aku bersyukur takdir membuatku jatuh cinta padamu.

12/19/12

Kopi dan Teh #3

Masih hari Rabu. Itu tandanya Navita akan satu atap bersama Om Nino 4 hari lagi. Memang hidup yang membosankan seminggu ini. Navita lebih memilih untuk berdiam lama di sekolah, di café untuk bertemu Sandi atau ke rumah salah satu sahabatnya. Donita yang tidak mengetahui apa-apa cukup heran dengan perubahan sikap kakak tirinya.

9/30/12

Message-to-secret-admirer

Selamat malam bagi kamu-kamu yang masih mencari-cari. mencari alasan dan pembelaan untuk terus memendam perasaan.

Semua yang dipendam cuma bakal jadi bom waktu yang akan meledak pada waktunya. Atau mungkin ada beberapa diantara kamu yang sudah meledak? Entah itu meledak menjadi pengungkapan perasaan.........atau meledak hanya jadi air mata.

Itu cuma kamu aja yang tau jawabannya.

Kopi dan Teh #2

Sabtu yang cerah-walaupun sedikit membosankan-Navita baru saja selesai memakai baju dan berdandan  rapi layaknya seorang Putri kerajaan. “Navi mau kemana? Udah rapi aja,” Papa Richard mencium kening anak tirinya itu. “Gak kemana-mana sih, Pap Rich. Cuma pengen rapi aja,” Navita memeluk Papa Richard. “Oh iya, ngomong-ngomong Mama sama Donita kemana?” Donita adalah adik Navita yang dilahirkan