6/29/13

Maaf, Semuanya Terlambat (1)

Dua wanita berkerudung sedang bercengkrama di ruang tamu yang cukup luas. Tak lama, Soni keluar sambil membawa 4 gelas berisikan jus jeruk. Ku sapa dirinya dengan senyum hangatku. Mungkin ini tidak cukup untuk menarik perhatian darinya. Tapi berbuat lebih pun aku tidak berani. Ah sudah, tak usah dipikirkan.
“Gracia, tante, ayo di minum. Masa saya udah bikin tapi gak diminum, enak loh!” Soni memberikan dua gelas untukku dan ibuku.

6/6/13

Love Stories

There was a blind girl who was filled with animosity and despised the world. She didn't have many friends, just a boyfriend who loved her deeply, like no one else. She always used to say that she'd marry him if she could see him. Suddenly, one day someone donated her a pair of eyes. And that's when she finally saw her boyfriend. She was astonished to see that her

5/24/13

Story is love, happiness, sadness, and madness which created by our imagination and experiences. Not all people can make a story. Just people who learned by their experiences will.

And not all people can believe what your story is. Just people who understood.

4/2/13

Laquisha dan Piano

Penonton berdiri disertai tepuk tangan setelah jari-jariku menari diatas tuts piano. Aku melihat --- tepat di depan panggung tempatku berdiri --- seorang wanita paruh baya dengan gaya kerudungnya yang khas, ya ibuku. Aku melihat mata Ibu yang bersinar, bangga karena aku bisa berdiri di atas sini.

Ibuku sangat senang ketika aku menjadi seorang pemain instrumen piano terkenal. Tapi, untuk mendapatkan semua ini tidak mudah. Masa kecilku terlalu suram.

***